Friday, 11 March 2011

Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran Kooperatif: Model Pembelajaran Pembangun Pengetahuan Siswa

Teori konstruktivisme yang banyak dianut oleh para guru saat ini, mengharuskan guru untuk menyusun dan melaksanakan suatu kegiatan belajar mengajar yang dapat memfasilitasi siswa agar aktif membangun pengetahuannya sendiri. Menurut paham kontruktivisme, keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa dan melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa itu sendiri berdasarkan apa yang telah mereka lakukan, lihat, dan dengar.
Dari sekian banyak model pembelajaran yang sesuai dengan teori konstruktivisme adalah pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini dianggap sesuai dengan teori konstruktivisme karena dalam pelaksanaannya selalu mengupayakan pengembangan struktur kognitif siswa, di mana siswa dipicu untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir  secara rasional.

Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Oleh karena itu banyak pendidik mengenal model pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran secara berkelompok.
Sebenarnya, tidaklah demikian. Model pembelajaran kooperatif meminta siswa untuk lebih daripada sekedar belajar berkelompok atau bekerja dalam kelompok, karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang sengaja dirancang dan diberikan kepada siswa yang mana tugas tersebut bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi (saling ketergantungan) efektif di antara anggota kelompok.
Hubungan kerja interdependensi itulah yang memungkinkan munculnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bekerja sama dalam kelompok.

Pada model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Saling ketergantungan (interdependensi) yang bersifat positif.
b. Tanggung jawab perseorangan tetap harus ditonjolkan.
c. Adanya tatap muka efektif.
d. Komunikasi antar anggota kelompok.
e. Evaluasi proses dilakukan pada setiap kelompok.

Walaupun di blog ini beberapa kali telah pernah diulas beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif, namun tiada salahnya jika kami sajikan kembali sebagian dari beberapa karakteristik (ciri-ciri) pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai suatu materi akademik tertentu.
b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur sedemikian rupa sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi (heterogen).
c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin (heterogen).
d. Sistem penghargaan lebih berorientasi kepada penghargaan kelompok daripada penghargaan individual (bukan mengesampingkan sama sekali).

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar di sini...