Kegiatan Pokok Ekonomi
Kegiatan pokok ekonomi dibedakan menjadi tiga, yaitu: produksi, konsumsi, dan ditribusi, Berikut uraiannya:
1. Kegiatan Produksi
a. Pengertian dan Tujuan Produksi
Produksi dalam arti sempit dimaknai membuat barang. Produksi dalam arti luas dimaknai suatu kegiatan manusia untuk menghasilkan dan menambah nilai guna barang atau jasa agar lebih berguna bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Upaya menambah nilai guna ini dilakukan dengan menggunakan faktor- faktor produksi yang tersedia yakni sumber daya fisik, tenaga kerja, modal, kewirausahaan dan sumber daya informasi. Orang atau badan yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen. Sementara itu, barang atau jasa yang dihasilkan dari kegiatan produksi disebut produk. Produsen dalam memproduksi barang dan jasa,bertujuanuntuk:(1)menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;(2) memperoleh keuntungan; (3) meningkatkan kemakmuran masyarakat; (4) meningkatkan nilai guna suatu barang sehingga lebih berguna atau bermanfaat.
b. Nilai Guna Barang
Kegiatan produksi merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa. Nilai guna barang dan jasa akan ditentukan oleh bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen, barang dan jasa terlebih dahulu harus diciptakan sehingga memiliki nilai guna (pelajari kembali macam nilai guna, Gambar 3.2 di atas).
c. Faktor-faktor Produksi
Faktor produksi dikenal dengan istilah sumber daya ekonomi. Faktor-faktor produksi diartikan semua benda atau alat-alat yang digunakan untuk menghasilkan atau menambah nilai guna barang atau jasa. Faktor produksi terdiri atas sumber daya fisik, tenaga kerja, modal, kewirausahaan.
Faktor produksi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor produksi asli dan turunan. Faktor produksi asli atau primer yaitu faktor produksi yang berhubungan langsung dan telah tersedia di alam. Faktor produksi asli terdiri atas sumber daya alam dan tenaga kerja. Di sebut faktor produksi asli, karena faktor produksi tersebut sudah disediakan oleh alam sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. Faktor produksi turunan atau sekunder yaitu: faktor produksi yang tidak berhubungan langsung dengan alam dan merupakan faktor hasil pemikiran dan perkembangan budaya manusia. Faktor produksi turunan, meliputi modal dan entrepreneurship atau kewirausahaan. Pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible (nyata), baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources)
1) Faktor Produksi Fisik (physicalresources)
Faktor produksi fisik (natural resources). Faktor produksi fisik adalah semua kekayaan alam yang terdapat di alam dan bahan lainnya untuk dimanfaatkan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan bahan mentah lainnya.
2) Faktor Produksi Tenaga Kerja(Labour)
Tenaga kerja atau sumber daya manusia adalah segala kegiatan manusia baik fisik atau rohani yang ditujukan untuk keperluan produksi. Berdasarkan kualitasnya tenaga kerja dibagi tiga yaitu:
a) Tenaga kerja terdidik (skilled labour), yaitu: tenaga kerja yang memerlukan pendidikan, sehingga menjadi ahli di bidangnya. Contoh: pengacara, dokter, akuntan, guru, pilot danlain-lain.
b) Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu: tenaga kerja yang terampil dalam bidangnya melalui latihan-latihan tertentu. Contoh: sopir, operator mesin, masinis, penjahit, montir dansebagainya.
c) Tenaga kerja kasar (unskilled labour), yaitu: tenaga kerja yang tidak melalui pendidikan atau latihan tertentu. Contoh: tukang parkir, buruh gendong, pemulung, kuli bangunan danlain-lain
3) Faktor Produksi Modal
Faktor produksi modal adalah alat atau bahan yang dapat digunakan lebih lanjut untuk menghasilkan barang atau jasa. Modal digolongkan berdasarkan sifat, subjek, wujud dan sumbernya.
4) Faktor Produksi Kewirausahaan
Faktor produksi kewirausahaan adalah kemampuan, keahlian, dan keterampilan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka memproduksi barang dan jasa secara efektif dan efisien. Orang yang mempunyai kemampuan kewirausahaan disebut wirausahawan. Jadi, wirausahawan harus dapat merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.
5) Faktor Produksi Informasi
Faktor produksi informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya yang berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.
d. Macam-macam Kegiatan Produksi
Secara garis besar, usaha-usaha produksi dapat digolongkan berikut ini:
1) Produksi langsung
Produksi langsung adalah produksi yang menghasilkan barang secara langsung. Produksi langsung dapat dibedakan menjadi tiga:
a) Produksi primer, yaitu kegiatan produksi yang menghasilkan barang secara langsung dari alam. Contoh: pertanian, kehutanan, pertambangan danperikanan.
b) Produksi sekunder, yaitu: kegiatan produksi yang menggunakan bahan-bahan untuk meningkatkan nilai guna atau kergiatan mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Contoh: produksi pakaian, sepatu, kendaraan, membuat kapal, mendirikan gedung dansebagainya.
c) Produksi tertier, yaitu: usaha-usaha yang mendukung kelancaran produksi. Misalnya: perdagangan, perbankan, asuransi, pengangkutan dansebagainya.
2) Produksi tidak langsung
Produksi tidak langsung adalah produksi yang secara tidak langsung membantu kegiatan produksi, kegiatan produksi ini hanya memberikan jasa-jasa yang sangat berguna bagi perusahaan. Contoh: kegiatan yang dilaksanakan oleh para ilmuwan untuk menemukan obat yang berguna untuk menyebuhkan suatu penyakit. Selanjutnya, perusahaan obat akan memproduksi obat tersebut. Jadi, kegiatan yang dialakukan oleh para ilmuwan tersebut termasuk produksi tidak langsung.
e. Cara-cara Meningkatkan Jumlah dan Mutu Hasil Produksi
Peningkatan jumlah dan mutu hasil produksi dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi, intensifikasi, diversifikasi, dan mekanisasi, dijelaskan sebagai berikut.
1) Ekstensifikasi, yaitu: usaha menambah atau memperluas jumlah faktor produksi.
2) Intensifikasi, yaitu: usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara meningkatkan kemampuan produktivitas faktor-faktor produksi yang telah ada.
3) Diversifikasi, yaitu: usaha perluasan produksi dengan cara menambah jenis hasil produksi.
4) Mekanisasi, yaitu: usaha peningkatan mutu dan hasil produksi dengan cara menggunakan mesin-mesin sebagai alat bantu.
f. Kegiatan Produksi di Masa Pandemi Covid-19.
Pandemik Covid-19 telah menyebabkan terganggunya kegiatan ekonomi bisnis secara ekstrim–khususnya sektor produksi, sehingga jalinan mata rantai sektor terkait juga terganggu, bahkan sudah ada yang mengalami stagnasi. Pemerintah telah berupaya melakukan mitigasi atas kemungkinan terpuruknya dunia usaha. Hal yang sama, dilakukan oleh hampir semua negara di dunia dengan mengalokasikan anggaran khusus penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19.
Menurut riset dari Moody’s industri yang paling terkena dampaknya terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama, yang paling terkena dampak cukup tinggi yaitu industri seperti garment, otomotif, supplier otomotif, konsumer, pariwisata, maskapai penerbangan, hingga pengiriman. Bagian kedua, yang terkena dampak secara moderat adalah industri minuman, kimia, manufaktur, media, logam dan tambang, minyak dan gas, properti, agrikultur hingga perusahaan teknologi hardware. Pada bagian ketiga yang terkena dampak agak minim adalah industri-industri seperti konstruksi, pertahanan, peralatan, transportasi, farmasi, pengemasan, ritel makanan hingga telekomunikasi.(https://www.akseleran.co.id/blog/dampak-corona).
Salah satu sektor yang kena dampak COVID-19 ini adalah perindustrian. Dampaknya terhadap keberlangsungan industri kecil, menengah dengan menurunnya penjualan, ketersediaan dan harga bahan baku naik, produksi terhambat, penurunan daya beli masyarakat, tenaga kerja dirumahkan, defisit akibat penurunan penjualan. Hal yang berbeda terjadi pada Industri kurir di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan pertumbuhan perdagangan online di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam 10 tahun terakhir industri e-commerce Indonesia mengalami peningkatan hingga 17 persen dengan total jumlah usaha e-commerce mencapai 26,2 juta unit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pandemik Covid-19 tidak hanya membawa dampak negatif bagi sektor produksi, namun ada juga dampak positif yang membawa perubahanbagi industri yang menggunakan IT seperti industri ecommerce(https://wartaekonomi.co.id).
2. Kegiatan Distribusi
a. Pengertian dan Tujuan Distribusi
Kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke konsumen disebut distribusi. Adapun orang atau badan yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor. Apabila kegiatan distribusi lancar maka masyarakat akan mudah memperoleh barang dan jasa guna memenuhi kebutuhannya dan pihakprodusen akan lebih cepat memasarkan hasil produksinya sehingga akan semakin cepat memperoleh keuntungan yang lebih banyak. Lain halnya jika kegiatan distribusi tidak lancar, maka konsumen akan kesulitan memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan, begitu juga produsen akan mengalami kerugian karena barang yang dihasilkan akan menumpuk digudang sehingga menghambat kelancaran dalam menjualbarang.
Distribusi turut mempengaruhi kehidupan perekonomian. Kegiatan distribusi mempunyai bertujuan untuk:
1) Menyalurkan barang dari produsen kapada konsumen, melalui toko-toko, supermarket atau swalayan dengan tujuan mempermudah para konsumen untuk mendapatkan barang kebutuhansehari-hari
2) Agar hasil produksi barang dan jasa lebih berguna bagi masyarakat yangmembutuhkan.
3) Kebutuhan masyarakat akan barang/jasaterpenuhi.
4) Agar kontinuitas kegiatan produksi dari produsen dapat terjamin, karena hasil penjualan produk- produk perusahaan akan memperoleh keuntungan yang dapat melangsungkan dan meneruskan jalannya kegiatanproduksi.
b. Fungsi Distribusi
Kegiatan distribusi memiliki fungsi pertukaran, penyediaan fisik, dan penunjang.
1) Fungsi pertukaran, yaitu: kegiatan distribusi berperan dalam pemilihan barang yang akan di beli konsumen atas kualitas, kemasan, harga dan pelayanan yang dikehendaki olehkonsumen.
2) Fungsi penyediaan fisik, yaitu: kegiatan pemindahan barang secara fisik dari produsen ke konsumen. Distribusi meliputi kegiatan pengumpulan, penyimpanan dan pengangkutanbarang.
3) Fungsi penunjang, yaitu: kegiatan distribusi dapat membantu menunjang fungsi pertukaran dan fungsi penyediaan fisik agar dapat terlaksana denganbaik.
c. Sistem Distribusi
Kegiatan menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen dapat dilakukan dengan cara:
1) Distribusi langsung adalah distribusi barang/jasa tanpa melalui perantara sehingga penyaluran langsung dari produsen kepada konsumen.Contoh: pedagang sate langsung menjual barang kepada konsumen.
2) Distribusi semi langsung adalah sistem distribusi dari produsen ke konsumen melalui pedagang perantara yang merupakan bagian dari produsen. Contoh: perusahaan sepatu “Buccheri” menjual hasil produksinya di toko Buccheri milik perusahaan tersebut.
3) Distribusi tidak langsung adalah sistem distribusi dari produsen kepada konsumen melalui agen, grosir, pedagang kecil yang bertindak sebagai pedagangperantara.
Kegiatan Distribusi di Masa Pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk juga Indonesia mengubah perilaku di segala lini kehidupan termasuk juga pada kegiatan distribusi. Kegiatan menyampaikan produk dari produsen ke konsumen yang terkenal dengan istilah kegiatan jual-beli. Kegiatan jual-beli mengalami perubahan tata cara kebiasaan baru untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan menghindari kerumunan.
Pertumbuhan pemesanan e-commerce yang semakin pesat pun terjadi pada bulan Maret 2020, tepatnya setelah wabah Virus Corona (Covid-19) menyebar di Indonesia. Peningkatan belanja digital tersebut terjadi karena masyarakat lebih memilih untuk membeli kebutuhannya secara online, hal tersebut sejalan dengan pemberlakuan kebijakan pemerintah yaitu bekerja dari rumah atau work from home (WFH) serta perpanjangan masa belajar di rumah.
Pertumbuhan e-commerce pada kondisi seperti sekarang ini membuka peluang besar bagi jasa ekspedisi pengiriman barang antar daerah, baik domestik maupun luar negeri untuk dapat berkontribusi dalam proses pengiriman. Jasa kurir juga berperan penting dalam menunjang kelancaran bisnis suatu perusahaan yang memerlukan layanan pengiriman secara cepat dan aman.
Sejak penyebaran Virus Corona di Indonesia, sejumlah perusahaan jasa pengiriman barang mencatat kenaikan pengiriman barang mencapai 80%. Pada kondisi sekarang ini, sekitar 60% sampai 70% transaksi pengiriman barang perusahaan berasal dari e-commerce. Namun, terdapat perusahan jasa pengiriman barang yang menyatakan kenaikan pengiriman tidak begitu signifikan bahkan mengalami penurunan.
Saat ini, industri kurir yang berfokus pada pengiriman paket secara cepat atau last mile delivery mengalami lonjakan pengiriman terutama pada komoditas pangan dan barang-barang kebutuhan pokok. Jenis barang yang mengalami peningkatan pengiriman di antaranya adalah produk makanan, sayur dan buah-buahan, alat kesehatan, serta bahan kimia untuk cairan pembersih. Semakin meningkatnya jumlah pemesanan dalam e-commerce, ditunjang oleh layanan yang diberikan jasa kurir juga semakin berkembang, mulai dari sistem tracking, e-wallet, sampai multidrop. Sistem tracking memungkinkan konsumen bisa memantau jasa kurir online yang sedang bertugas mengantarkan barangnya. Sementara e-wallet adalah proses pembayaran yang bisa digunakan oleh konsumen, sehingga tidak perlu kesulitan untuk mentransfer ataupun membayar langsung secara tunai, sedangkan sistem multidrop memungkinkan konsumen mengirimkan barang dari satu asal ke beberapa tujuan dalam satu kali pengiriman. Begitu juga sebaliknya, konsumen dapat mengirimkan barang dari beberapa barang ke satu tujuan.
Walaupun saat ini kegiatan jual beli online dinilai menjadi solusi terbaik yang dapat dilakukan untuk mengurangi kekhawatiran konsumen dan juga mencegah risiko penularan antar manusia, tentu ada peraturan khusus dan tindakan preventif yang diberlakukan oleh perusahaan-perusahaan pengiriman barang dalam kondisi pandemi seperti ini.Tindakan preventif itu dilakukan sebagai upaya agar pengiriman barang dari transaksi jual beli online tidak terganggu dengan adanya pandemi. Beberapa langkah preventif tersebut di antaranya adalah dengan mewajibkan para karyawan untuk menggunakan masker dan sarung tangan baik saat menyortir barang, pengambilan barang, hingga pengantaran serta selalu melakukan pengecekan suhu tubuh seluruh karyawan.Selain itu, beberapa perusahaan juga telah menginstruksikan untuk menyemprotkan desinfektan pada seluruh cabang dan setiap paket yang akan dikirimkan serta memberikan edukasi mengenai upaya antisipatif dan pencegahan penyebaran virus melalui setiap station pengiriman barang.
3. Kegiatan Konsumsi
Konsumsi tidak sebatas pada kegiatan makan dan minum saja. Manusia memiliki kebutuhan tak terbatas. Akibatnya konsumsi yang dilakukan manusia memiliki ruang lingkup yang luas, berbagai kegiatan yang menyangkut pemenuhan kebutuhan. Beberapa pelaku kegiatan konsumsi yaitu perorangan, rumah tangga keluarga, BUMS dan pemerintah. Berikut penjelasannya.
a. Kegiatan KonsumsiPerorangan
1) Pengertian Konsumsi
Pengertian Konsumsi diartikan sebagi suatu kegiatan yang dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan dengan cara menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang atau jasa, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus. Kegiatan mengkonsumsi barang dan jasa memiliki beberapa tujuan:
a) Mengurangi nilai guna barang dan jasa, baik bertahap maupunlangsung
b) Menghabiskan nilai guna barang dan jasasekaligus
c) Mengurangi nilai guna barang dan jasa, baik ertahap maupunlangsung
d) Memuaskan kebutuhanjasmani
e) Memuaskan kebutuhan rohani Mencapai kemakmuran
2) Pola konsumsi dan faktor yangmempengaruhi
Pola konsumsi adalah bentuk (struktur) pengeluaran individu/kelompok dalam rangka pemakaian barang dan jasa hasil produksi guna memenuhi kebutuhan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pola konsumsi seseorang yaitu: pendapatan, harga barang dan jasa, jumlah keluarga, kebiasaan konsumen, selera konsumen, adat istiadat.
3) Perilaku konsumtif
Konsumsi merupakan kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan. Orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen. Dalam melakukan kegiatan konsumsi, konsumen akan selalu berusaha mencapai kepuasan setinggi-tingginya dengan alat Pemenuhan yang ada. Bahkan kadang-kadang untuk mencapai kepuasan yang setinggi-tingginya, manusia akan membelanjakan seluruh penghasilannya untuk membeli barang dan jasa yang sebenarnya belum dibutuhkan. Kecenderungan inilah yang disebut dengan perilaku konsumtif. Ciri orang yang berperilaku konsumtif, antara lain: (1) membeli barang dan jasa tanpa memperhatikan tingkat kepentingannya; (2) tidak senang menabung/boros; (3) tidak rasional dalam melakukan kegiatan kosumsi; (4) tidak berpedoman pada prinsip ekonomi.
Dilihat dari segi ekonomi, perilaku konsumtif memiliki dua aspek, yaitu: aspek positif dan negatif. Aspekperilakukonsumtif,meliputi:(1)mendorongmanusiauntukmeningkatkanpendapatannya;(2) Terbukanya pasar yang luas bagi para produsen; (3) terbukanya lapangan kerja yang lebih banyak. Aspek negatif perilaku konsumtif, meliputi: (1) hidup dalam pemborosan, (2) mengurangi kesempatan berinvestasi, dan (3) hidupberfoya-foya.
b. Kegiatan Konsumsi Rumah Tangga Keluarga
Kegiatan konsumsi yang dilakukan keluarga disebut kegiatan konsumsi rumah tangga keluarga. Kegiatan konsumsi rumah tangga keluarga meliputi makan, minum, berpakaian, penggunaan listrik, penggunaan telepon dan lain-lain. Atas dasar keragaman kebutuhan inilah perlu diatur pengeluaran ekonomi rumah tangga.
Pendapatan rumah tangga keluarga dapat berasal dari gaji, laba usaha, bunga bank, uang sewa atau yang lainnya tergantung pada jenis pekerjaan dan usaha setiap keluarga. Pengeluaran rumah tangga keluarga bermacam-macam seperti jumlah anggota keluarga, pendapatan, selera.
Agar setiap keluarga dapat melakukan kegiatan konsumsi secara rasional dan menerapkan prinsip ekonomi, perlu disusun anggaran belanja keluarga dengan langkah-langkah berikut: (1) memperkirakan pendapatan yang diperoleh pada bulan yang akan datang; (2) menyusun daftar barang dan jasa yang dibutuhkan untuk bulan berikutnya; (3) memperkirakan harga barangdan jasa yang akan dibeli; (4) menjumlahkan pendapatan dan pengeluaran kemudian membandingkannya.
Meskipun anggaran belanja keluarga telah disusun dengan cermat dan telah menerapkan prinsip ekonomi, tetapi dalam kenyataannya sering terjadi jumlah pengeluaran keluarga lebih besar dari pada penghasilannya. Hal ini akan menimbulkan defisit (kekurangan) dalam anggaran belanja. Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan oleh rumah tangga keluarga jika mengalami defisit dalam anggaran belanjanya:
1) Mencari tambahan pendapatan dengan membuka usaha sampingan
2) Bila tidak dapat menambah pendapatan, pengeluaran harusdikurangi
3) Memilih dengan tepat kebutuhan-kebutuhan mana yang paling mendesak di antara berbagai kebutuhan yang ada, kemudian membuat skala prioritas.
4) Tidak bersikap konsumtif
c. Kegiatan Konsumsi Badan Usaha MilikSwasta
Seperti halnya rumah tangga keluarga, badan usaha swasta juga mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Setiap badan usaha mempunyai anggaran pengeluaran. Bentuk pengeluaran perusahaan yang satu akan berbeda dengan perusahaanyang lain, yang dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: (1) bidang usaha perusahaan, (2) barang atau jasa yang dihasilkan, (3) bentuk badan usaha (perorangan, firma, PT, CV), dan (4) besar kecilnyaperusahaan.
Berikut beberapa contoh pengeluaran yang dilakukan perusahaan, meliputi: (1) membeli peralatan dan perlengkapan kantor dan pabrik; (2) biaya operasional, misalnya untuk membeli bahan baku, gaji karyawan, bahan bakar; (3) pengeluaran untuk perawatan gedung, mesin dan lain-lain; (4) biaya umum meliputi pembayaran rekening telepon, rekening listrik, koran dll.
d. Kegiatan Konsumsi Pemerintah
Dalam menjalankan tugasnya dan melaksanakan program pembangunan, pemerintah memerlukan barang dan jasa untuk memperlancar tugasnya tersebut. Konsumsi pemerintah dapat dilihat di dalam APBN. Secara garis besar, pengeluaran pemerintah dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Berikut ini contoh anggaran pengeluaran pemerintah
1) Pengeluaran rutin pemerintah
Pengeluaran rutin pemerintah digunakan untuk membiayai pelaksanaan roda pemerintahan sehari-hari. Contohnya, (1) membayar gaji pegawai negeri, (2) membeli barang-barang kebutuhan pemerintah, (3) membayar bunga dan cicilan utang pemerintah, dan (4) memberikan subsidi BBM
2) Pengeluaran pembangunan
Pengeluaran ini bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk prasarana fisik. Contoh: membiayai pembangunan (misalnya: sekolah, jalan raya, sarana kesehatan, sarana transportasi dan lain- lain) dan membayar utang luar negeri dalam rangka melaksanakan pembangunan.
Kegiatan Konsumsi di Masa Pandemi Covid-19.
Konsumsi rumah tangga pada saat pandemi mengalami pola perubahan. Physical Distancing atau pembatasan kegiatan masyarakat yang diterapkan pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengurangi dampak virus Covid-19 mempengaruhi perubahan pola konsumsi masyarakat ini. Kegiatan masyarakat yang lebih banyak dilakukan di rumah saja, menyebabkan masyarakat mengurangi beberapa porsi konsumsi rumah tangganya.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) merupakan komponen utama dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PKRT mampu menyumbang lebih dari separuh (62,30 persen) terhadap PDRB Jawa Tengah. Dalam rilis BPS Provinsi Jawa Tengah, komponen PKRT melemah dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. PKRT mengalami pertumbuhan sebesar 3,46 persen, sedangkan pada triwulan 1 2019 pertumbuhannya mencapai 4,79 persen.
Porsi PKRT yang demikian besar terhadap PDRB sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga ketika PKRT melemah, maka pertumbuhan ekonomi juga turut melemah. Melemahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga perlu diwaspadai, sebab berpengaruh pada daya beli. Upaya untuk menjaga daya beli guna mempertahankan kesejahteraan penduduk di tengah dinamika ekonomi yang terjadi saat ini. Pada masa pandemi menyebabkan fokus pengeluaran masyarakat pada bahan kebutuhan pokok yaitu jasa kesehatan, karena masyarakat saat pandemi sangat konsen terhadap kesehatan. pola konsumsi saat pandemi berpengaruh secara ekonomi. Physical distancing selama pandemi, menyebabkan berkurangnya pendapatan masyarakat ekonomi bawah, sehingga mengalami kesulitan dalam pemenuhan konsumsi rumah tangganya. Pemerintah telah mengambil langkah untuk mengantisipasi dampak virus corona seperti percepatan pencairan dana bantuan sosial, implementasi program kartu prakerja.
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar di sini...